Anak
bukan miniatur orang dewasa. Menghadapinya diperlukan kesabaran dan
toleransi yang tinggi. Kita tidak bisa memaksakan keinginan pada anak.
Dunia anak berbeda dengan dunia orang dewasa. Dunia anak adalah dunia
bermain. Penuh dengan kegembiraan dan senyum. Anak begitu polos dan
lugu. Orang tua sangat berpengaruh besar terhadap kepribadian seorang
anak. Perilaku negatif orang tua akan sangat cepat ditiru oleh anak.
Jika ingin melihat bagaimana karakter orang dewasa, lihat saja anaknya.
Anak adalah cermin perilaku orang tua. Perilaku yang dilakukan oleh
orang tua akan diteladani anak.
Minggu pertama di bulan Agustus, saya menemani anak saya yang baru berusia 3,9 tahun masuk sekolah. Ia sekolah di Day Care (Taman
Penitipan Anak) Taman Isola UPI Bandung. Bagi anak saya, ini merupakan
pengalaman pertama sekolah. Sebelumnya, ia selalu bersama orang tua.
Berpisah dengan orang tua tentu menjadi sesuatu yang sangat menyedihkan.
Meskipun sebenarnya ia hanya beberapa jam di sekolah. Tidak ada
perilaku lain yang dia tunjukkan, kecuali menangis. Ekspresi bagi
seorang anak ketika bersedih salah satunya memang dengan cara menangis.
Dengan menangis, dia berharap akan ada perhatian dari orang lain. lalu,
bagaimana agar si kecil berhenti menangis? Perlu kiat dan cara khusus
agar si kecil berhenti menangis. Ada beberapa kiat yang saya coba,
secara sederhana saya tuliskan satu persatu.
Pertama,
alihkan perhatian anak. Biasanya seorang anak akan tertarik pada suatu
benda, misalnya: mainan mobil. Tunjukkan pada anak mainan mobil itu.
Lalu deskripsikan secara sederhana tentang mobil. Ikuti cara-cara
mendeskripsikan mobil seperti biasa yang dideskripsikan anak ketika
bermain. Bisa dimulai dari kondisi mobil yang terlihat. Misalnya, lampu
mobil: “dik, tuh lihat lampu mobilnya bagus sekali”. Lalu coba kita ajak berkomunikasi: “adik tahu tidak, bagaimana caranya agar lampu bisa menyala?”.
Anak akan mencoba menjawab pertanyaan kita. Kalau tetap saja menangis,
coba deskripsikan bagian mobil yang lain. Ulangi dengan sabar dan penuh
kasih sayang.
Kedua, jangan
membohongi anak. Ada orang tua yang sukanya jalan pintas, dengan cara
memberi iming-iming yang sebenarnya tidak akan diberikan. Misal: “ayo berhenti nangisnya, nanti mama belikan mainan”.
Anak mungkin akan segera berhenti menangis. Ia tidak lagi bersedih,
karena orang tuanya akan membelikan mainan. Tapi, setelah ditagih anak
diwaktu yang berbeda, orang tua akan berkilah dan tidak jadi membelikan
mainan. Cara seperti itu akan membuat anak kecewa dan tidak percaya lagi
kepada orang tuanya. Kalau anak sudah tidak percaya lagi kepada orang
tuanya akan berakibat sangat buruk untuk perkembangan kepribadian. Anak
akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tua, menjadi pembohong.
Ketiga, jangan menakut-nakuti anak. Ada juga orang tua yang suka menakut-nakuti anak, supaya si anak berhenti menangis. Misal: “jangan nangis terus, nanti dibawa pak polisi”.
Anak akan berhenti menangis, karena takut pada polisi. Bahkan, cara
seperti ini akan berdampak panjang. Anak tidak akan menghargai polisi.
Orang tua harus memberikan pengertian secara sederhana kepada anak,
bahwa polisi tugasnya bukan membawa anak yang menangis. Polisi tugasnya
melayani masyarakat dan menjaga ketertiban. Ada juga orang tua yang suka
menakut-nakuti anak dengan “hantu”. Anak sebenarnya tidak tahu apa itu
hantu. Cara seperti itu hanya akan menimbulkan si anak tidak memiliki
keberanian untuk melakukan sesuatu.
Keempat,
belai anak dengan kasih sayang dan penuh kesabaran. Jangan tinggalkan
anak begitu saja ketika sedang menangis. Tapi, cobalah dekati dan pegang
kepalanya dengan penuh kasih. Kalau perlu, dekap anak dengan penuh
kasih sayang. Sambil kita belai, deskripsikan berbagai hal yang membuat
dia senang. Misalnya, lingkungan sekolah yang penuh dengan keindahan.
Ada taman, ada kolam ikan, ada tempat bermain, dan lain-lain. Ajak anak
untuk membayangkan permainan-permainan yang dapat membuatnya senang.
Sampaikan bahwa jika terus menangis, ia tidak bisa menikmati permainan
dengan senang.
Itulah
beberapa kiat sederhana agar si kecil tidak terus menangis. Tentunya,
masih banyak cara yang dapat dilakukan. Masing-masing anak memiliki
karakter yang berbeda. Orang tua biasanya akan lebih paham bagaimana
karakter yang dimiliki anaknya. Menangis merupakan ekspresi kesedihan
seorang anak. Layaknya orang dewasa, anak pun memiliki kesedihan.
Biarlah anak menangis, itu manusiawi. Jangan paksa untuk berhenti
menangis. Tapi, cobalah beri pengertian secara sederhana bahwa terus
bersedih itu tidak baik. Orang tua jangan sekali-kali menganggap bahwa
anak yang menangis adalah anak yang rewel dan bandel. Justru dengan
menangis ia sedang mengembangkan kemampuan psikologis berupa rasa sedih.
Hanya saja, orang tua harus berperan dalam mengembangkan mental anak
agar tidak berdampak negatif.
Menemani
anak sekolah, saya melihat cara yang beragam dari orang tua untuk
menghentikan tangisan si kecil. Ada yang memberikan iming-iming
tertentu, ada yang menakut-nakuti, dan ada juga yang tega membiarkan
begitu saja anaknya menangis di Day Care.
Di sekolah memang ada guru (biasa dipanggil ‘Miss’) yang menangani
secara khusus ketika anak menangis. Namun, menurut saya sebaiknya orang
tua juga harus bekerja sama agar tidak memberatkan tugas guru di
sekolah. Perilaku anak memang unik, begitu lugu dan polos. Tugas orang
tua yang akan membentuk kepribadiannya. Anak adalah permata hati,
dambaan setiap pasangan rumah tangga. Siapa rela anak berperilaku
negatif? Sebagai orang tua saya selalu berusaha memberikan yang terbaik
untuk anak-anak saya. Perkembangan kepribadian mereka sangat tergantung
bagaimana saya memberikan pendidikan.
0 comments:
Post a Comment