Thursday 25 April 2013

Perlukah kita merasa Curiga dan Cemburu.?


“Haduh calon suamiku kayaknya sudah tidak memegang komitmenya lagi nie..??..Gimana yaa..huks.huks…pusing aku..??

Yup inilah ungkapan yang aku dengar hari ini dari seorang teman kerja. Kebetulan teman kerja ini seorang wanita, dan kebetulan sedang dalam tahap pacaran serius mau menikah. Teman ini mengeluh bahwa calon suaminya tersebut bekerja di tempat yang jauh dan jarang berkomunikasi dengan alasan kesibukan kerja. Kata si teman tiap sms dan telpon tidak pernah di balas ataupun ada telpon balik. Tidak ada kata lain selain kata “Panik”.

Teman kerja ini mengeluh bahwa pada awal-awal pacaran kedua belah pihak selalu ada perhatian lebih, bahkan yang paling sepele pun selalu di sms-kan..Hadaew lebay juga sich…Kata si teman saat ini calon suaminya jarang sekali menghubungi dirinya, baik via sms maupun via telepon. Dan si teman inipun mulai curiga, dan yang parah kecurigaannya ini semakin tumbuh subur setelah dia mendapat sms dari seorang wanita yang mengaku sebagai teman wanita si calon suami..waaah..gawat toh, padahal lom tahu info wanita tersebut beneran atau enggak..fiuuh..

Ketika rasa curiga mulai tumbuh subur, tanpa memandang bukti dan fakta yang ada si teman kerja langsung menyerang calon suaminya dengan rentetan pertanyaan yang penuh emosi, pokoknya dari ceritanya seru abis…we.ke.ke.ke..Si Teman yang mendengar info-info dari si wanita yang mengaku temanya calon suaminya langsung emosi, langsung marah-marah, langsung kalang kabut..langsung guling-guling, langsung koprol-koprol..he.he.he…enggak ding, enggak sampai segitunya, tapi intinya si teman kerja cemburu abis, pokoke cemburu pol-polan lah..hi.hi.hi..

Rasa cemburu boleh, dan memang dianjurkan. Karena rasa cemburu adalah bukti bahwa ada perhatian dan kepedulian. Tetapi mungkin akan lebih baik kalau rasa cemburu itu di kelola dengan baik. Maksudnya, disini rasa cemburu bisa dijadikan dasar untuk berhati-hati dalam bertindak. Rasa cemburu bisa dipakai untuk membangun mental diri agar lebih kuat, agar lebih siap dalam menghadapi hal-hal yang mungkin saja akan terjadi dan diluar dugaan. Kan gitu..

Dalam memandang sebuah kebenaran tentu tidak bisa menjadikan rasa cemburu sebagai dasar penilain, tidak bisa kebenaran di nilai hanya dari satu sisi omongan saja. Sebuah kebenaran perlu dipandang dari beberapa sudut dan segi, perlu di pandang dengan fikiran yang jernih agar kebenaran tersebut benar-benar bisa dilihat dengan baik, bisa diputuskan secara adil dan amanah. Sebagai seorang yang berpendidikan dan punya pemikiran yang matang seharusnya rasa cemburu bisa dijadikan pondasi harga diri. Maksudnya begini, ketika rasa cemburu mulai tumbuh subur tetap jaga hati, tetap tenang, tetap tunjukan rasa perhatian, dan bersikap wajar tanpa emosian…ini akan lebih keren toh..lebih Aristokrat lah..

Yup pada dasarnya rasa Curiga dan cemburu itu boleh, bagus malah. Cuma yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai rasa curiga dan cemburu ini menguasai hati dan menimbulkan emosi…Begitulah..otreee..
Tetap jaga hati, jaga diri agar tercipta harga diri…(^_^)v

0 comments:

Post a Comment